Pengalaman mengerikan buat anak saya, semalam (30 Agustus 2018) cabut gigi untuk keperluan ortho oleh drg Eric Fernando W yang praktek di RS Indriati Solo. Berawal dari keinginan membetulkan posisi gigi depan anak saya yang agak tongos, oleh dokter Ortho disuruh cabut 2 gigi geraham kecil dibelakang taring. Surat rujukan ditujukan ke drg Erfa, karena jauh dari rumah, kepikiran ke RS Indriati yang lebih dekat. Pilih dokter cowoknya yang kami anggap cukup kuat untuk mencabut gigi sehat. Pada pandangan kami cabut gigi adalah ketrampilan dasar seorang dokter gigi, ternyata salah sodara sodara.....Lanjut baca scroll ke bawah ya.....
Datang ke RS Indriati daftar di admin berbekal foto panoramic dan surat untuk drg Erfa. Disambut suster nya yang ternyata pernah membantu drg Erfa. Ia mengarahkan bahwa jika drg ortho mengirim ke drg Erfa pasti ada sebabnya, karena pencabutan gigi untuk keperluan ortho harus hati2 tak boleh merusak jaringan penunjang gigi di sekitarnya, karena bisa menggangu pergerak gigi nantinya. waaah baru tahu ini saya. Dan jadi agak ragu juga nih. Tapi konsultasi dulu ke drg Eric dulu kalau beliau bisa.
Masuk ke ruang periksa saya ungkapkan dok ini keperluan ortho kayaknya ada persayaratn khusus ya dok, saya bertanya. Seperti susternya cerita tadi, Cocok batin saya, sudah pernah menangain pasien sepert ini ? tanya saya. Jawabnya, dulu di Surabaya saya di klinik ortho, jadi pernah sih menangai seperti ini.
Proses pencabutan oleh drg Eric Fernando W. kira kira 30 menit, tanpa hasil. Gigi diputar pelan pelan dan dicongkel2, tangan anak saya sudah mencengkeram menahan sakit. saya sudah bilang dihentikan saja dok... dia jawab ini sudah telanjur bu.... Dia bilang untuk keperluan ortho pencabutannya harus mulus jadi harus pelan2, digoyang sedikit sedikit. saya tanya ke susternya kalau dokter Erfa apa ya lama kayak gini sus mencabutnya ? Dia mengeleng.
Karena saya melihat anak saya mengelenjot kesakitan, kakinya sampai diangkat2. saya berteriak sudah dok berhenti.... Dia masih berkata ini sudah telanjur bu... Dan saya pun berkata sudah pokoknya berhenti. Dan dia masih menawarkan sekali lagi mau lanjut atau tidak. Saya bilang berhenti.
Saya berkata dalam batin ....Ini penyiksaan namanya....
Dan saya mesti bayar dg klaim bayar biaya konsultasi + administrasi.
Suster pembantunya melihat kasian pada anak saya yang kesakitan dan berbaik hati memberi saya obat diklofenak generik gratis.... Ini bu karena sudah malam nanti kalau susah cari cataflam (resep dr drg Eric) ini diminumkan bu, untuk menghilangkan rasa sakitnya.
Saya bawa anak saya ke drg Erfa, yang jaraknya lumayan jauh dari RS Indriati, berdebar juga suami memacu mobilnya bekejaran dengan waktu mengingat drg Erfa tutup jam 8 malam. Untungnya masih ada pasien. Pertama kali saya mohon maaf dulu karena tak langsung ke beliau.
Singkat cerita, oleh drg Erfa disuntik bius sekali lagi tak ada 5 menit giginya berhasil dicabut tanpa mencengkeram dan mengelenjot kesakitan sedikitpun. Pencabutannya tidak secara digoyang pelan2 dan tanpa congkelan, terlihat giginya masih kokoh, jadi dia mencabut dengan tenaga dengan teknik pencabutan tersendiri...
Anda bisa menyimpulkan sendiri bukan ??